#Ngaji-ngallah-suluk-maleman
Berita 17 Agustus 2025
Ngaji NgAllah Suluk Maleman: Sangkan Paran Kemerdekaan
Suluk Maleman edisi ke-164 yang digelar pada Sabtu (16/8/2025) menjadi salah satu momen spesial. Pada malam yang bertepatan dengan tirakatan menjelang Hari Kemerdekaan itu, masyarakat diajak memaknai kembali arti kemerdekaan.
Berita 19 Januari 2025
13 Tahun Ngaji NgAllah Suluk Maleman, Pentingnya Menjaga Nurani
Memasuki tahun ke -13, Suluk Maleman tetap konsisten mengajak masyarakat untuk menjaga nurani di tengah carut marut peradaban. Anis Sholeh Ba'asyin, penggagas Suluk Maleman, kembali menekankan pentingnya bersikap adil agar tak mudah terombang-ambing.
Berita 22 Desember 2024
Ngaji NgAllah Suluk Maleman, Tergerus Kemanusian di Era Digital
Suluk Maleman edisi ke-156 pada Sabtu (21/12/2024) kembali memberikan ruang refleksi kemanusiaan yang mendalam. Dengan tema “Masih Manusiakah Kita?”, masyarakat diingatkan untuk tetap menjadi manusia ditengah kian carut marutnya peradaban.
Berita 18 Agustus 2024
Ngaji NgAllah Suluk Maleman: Cari Pijakan Menguatkan Identitas Bangsa
Ngaji NgAllah Suluk Maleman edisi ke 152 yang digelar pada Sabtu (17/8/2024) bertepatan dengan peringatan proklamasi kemerdekaan RI ke 79, sengaja mengambil tema Melacak Jejak, Mengancang Langkah: Mengaji Indonesia
Berita 9 Juni 2024
Ngaji NgAllah Suluk Maleman: Berguru Pada Cinta Ibrahim
Kisah Nabi Ibrahim yang banyak dikisahkan saat mendekati hari raya Iduladha, rupanya membawa pesan kemanusiaan yang mendalam. Rasa cinta Nabi Ibrahim itulah yang menjadi bahan diskusi dalam Suluk Maleman edisi ke-150 pada Sabtu (8/6/2024) malam.
Berita 17 Maret 2024
Ngaji NgAllah Suluk Maleman: Ramadan Momentum Bersih-Bersih
Momen Ramadan tak saja mengajari kita untuk menahan lapar dan haus saja. Tetapi lebih dari itu juga mengajarkan agar kita membersihkan diri dan melatih diri untuk berhati - hati. Topik itu menjadi bahasan dalam gelaranNgaji NgAllah Suluk Maleman
Berita 23 Oktober 2023
Suluk Maleman: Istiqomah Berbuat Baik Lahirkan Pribadi Mulia
Pembiasaan ini pada akhirnya akan membentuk khulq, wadag halus, atau kepribadian seseorang, yang tercermin dalam akhlak. Oleh karena itu, istiqomah (konsistensi) dalam kebaikan secara otomatis akan melahirkan pribadi yang mulia.






