Jumat, 29 Maret 2024

Upacara 17-an Unik di Atas Sungai Jepara Ini Penuh Nuansa Sindiran

Padhang Pranoto
Kamis, 17 Agustus 2017 10:29:03
Upacara bendera HUT ke-72 Kemerdekaan RI di Desa Karangrandu dilakukan di jembatan, sebagai bentuk protes air sungai yang menghitam. (MuriaNewsCom/Padhang Pranoto)
Murianews, Jepara - Masyarakat Desa Karangrandu, Kecamatan Pecangaan-Jepara menggelar upacara kemerdekaan ke-72 RI di atas jembatan Sungai Gede Karangrandu, Kamis (17/8/2017). Hal itu mereka lakukan karena merasa sungai yang mengaliri persawahan di desa itu tercemar limbah, sehingga warnanya menjadi hitam dan berbau busuk. Di jembatan yang digunakan untuk upacara bendea juga terbentang spanduk bertuliskan ”Karangrandu Lumbung Padi Jepara, Kaliku Ojo Digawe Peceren”. Ada juga peserta upacara yang membawa tulisan sindiran karena sungai yang tercemar, seperti tulisan ”Racunmu Mateni Kaliku” atau juga ”Ireng buasin ora iso manding”. Beberapa warga juga mengusung poster protes terhadap kondisi cemaran sungai. Kegiatan itu dimulai sejak pukul 7.30 WIB pagi. Ratusan orang dari murid-murid sekolahan, pemerintah desa dan warga sekitar memadati tanggul dan jembatan. Layaknya upacara pada umumnya, warga juga dengan khidmat menaikan bendera merah putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. [caption id="attachment_123016" align="aligncenter" width="565"] Siswa peserta upacara membawa poster sindiran akibat sungai yang tercemar. (MuriaNewsCom/Padhang Pranoto)[/caption] Kepala Desa Karangrandu Syahlan menyampaikan, upacara tersebut merupakan bentuk keprihatinan akan kondisi sungai yang tercemar limbah. Padahal menurutnya, air sungai itu digunakan sebagai irigasi sawah dan sebagai air baku masyarakat setempat. "Upacara ini adalah solidaritas masyarakat dalam memperingati hari kemerdekaan 17 Agustus. Kami ingin menunjukan bahwa kali (sungai) ini dalam keadaan tercemar, warnanya hitam. Oleh karena itu kami minta pemerintah segera mengambil tindakan atas kondisi ini," tuturnya.  Baca juga : Air Sungai Karangrandu Jepara Menghitam Dirinya mengungkapkan, banyak warganya yang khawatir terhadap dampak tercemarnya sungai Gede Karangrandu. Ia mengklaim, kawasannya sebagai lumbung padi, namun dengan kondisi tersebut, lambat laun akan memengaruhi pertanian desa tersebut. Sementara itu, koordinator warga Busro Karim menyebut kondisi sungai tersebut lebih mirip comberan. Dirinya menuntut agar pemerintah segera mengambil tindakan menormalisasi kondisi sungai. "Sungai ini sudah seperti peceren (comberan) kotor dan kumuh, kami minta segera diambil tindakan tegas dan cepat untuk mengantisipasi kondisi ini. Segera normalisasi keadaan sungai ini seperti semula. Disamping kami juga meminta pemerintah mengambil tindakan tegas terhadap pelaku pencemar sungai itu" tutur dia.  Baca juga : Petani Jepara Takut Tanaman Padi Mati Tercemar Air Sungai Karangrandu Perlu diketahui, kondisi menghitamnya sungai karangrandu sudah terjadi sebulan belakangan. Selain menjadi hitam masyarakat juga mengeluhkan bau dari cemaran limbah tersebut. Editor : Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar